[StartupFAQ] #1 Apakah startup harus digital?


Tiga tahun belakangan ini Indonesia lagi gencar-gencarnya membuat program untuk menumbuhkan startup-startup baru. Terlihat dari event TechinAsia bulan Oktober lalu dimana eventnya luar biasa ramai. Selain itu beberapa kementrian dan BUMN turut meramaikan dengan 1000 startup digital, BekUp, Indigo Awards, dan masih banyak lagi. Saya sempat terlibat menjadi mentor untuk acara ini.

Saat saya menjadi mentor, satu pertanyaan yang berulang kali saya dengar adalah apakah startup harus digital? Atau di dalam pengembangan produknya, peserta masih kurang tepat dalam menggunakan teknologi digital sebagai solusi yang mereka tawarkan.

Jawaban sederhana dari pertanyaan yang sederhana tersebut adalah jelas tidak. Definisi startup adalah perseorangan atau sekelompok orang yang sedang mencari model bisnis yang dapat diulang dan dapat diskalakan. Berbeda dengan korporasi, startup masih bisa melakukan perubahan-perubahan solusi, segmen konsumen, aktivitas, dan akhirnya model bisnis. Tidak ada peraturan spesifik harus menggunakan solusi digital di sebuah startup.

Nah kenapa kok banyak program harus menekankan ke startup digital? Atau terlebih lagi, kenapa sekarang banyak startup yang berbasis digital?

Again, jawabannya simpel, karena harapannya startup akan bisa scale up. Yang tadinya jualan dari volume kecil, dengan adanya solusi digital yang bisa diakses dengan mudah dari mana saja, volume penjualan bisa naik menjadi bervolume tinggi. Yang tadinya pembeli hanya ratusan, menjadi ribuan. Teknologi digital membuka peluang untuk startup untuk bisa scaling up dengan mudah dan dalam waktu yang singkat.

Nah, kalau kita mau masukin teknologi digital ke startup kita, sebaiknya bagaimana dan seperti apa? Tentu saja ini sangat tergantung fungsi dan apa yang dibutuhkan startup. Lebih lengkapnya tunggu next article ya 🙂


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *